Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Muncak Gunung Kembang Wonosobo via Blembem

Muncak Gunung Kembang Wonosobo via Blembem


Gunung Kembang atau yang sering dijuluki sebagai anakan gunung Sindoro berada di kabupaten Wonosobo. Walau gunung ini tidak sepopuler ayah dan bundanya yakni Sindoro dan Sumbing akan tetapi gunung ini masih sangat asri sekali dengan hutan yang rimbun. Gunung ini memiliki ketinggian 2340 dan yang menariknya adalah krtinggiannya setiap tahun katanya bertambah, hal ini diakibatkan karena perubahan penumpukan letupan gunung Sindoro.

Selain hutannya yang masih rimbun, Kembang juga terkenal akan banyaknya bunga anggrek. Adanya hewan babi hutan yang menjadi ciri khas, berbagai macam burung, dan hewan lainnya.
Pendakian ke gunung Kembang masih jarang dikarenakan transportasi yang lumayan sulit. Namun sekarang ini telah di buka BaseCam baru pada bulan April 2018 di desa Blembem kecamatan Kertek, letaknya pun cukup strategis karena dekat jalan raya.

Selain via Blembem kita juga bisa melalui jalur Desa Lengkong ataupun Desa Keseneng, Kecamatan Garung. Perjalanan kita kali ini melalui desa Blembem karena kebetulan ini merupakan pertama kalinya dan sekaligus pembukaan jalur baru. 

Saat kami mendaki bisa dibilang gunung kembang ini masih perawan karena belum terlalu terjamah oleh tangan-tangan manusia. Kita pun harus membawa tali rafia untuk menendai jalur dari bawah hingga puncak gunung Kembang yang dilakukan bersama-sama komunitas pendaki Wonosobo.

Jalan masih banyak semak-semak, pepohonan yang tinggi dan jalan yang masih rapat dengan rumput lihar sehingga harus bersama-sama agar tidak salah jalan. Apalagi gnung ini masih sangat kental dengan mistis, itu kami ketahui dari beberapa cerita warga sekitar dan seorang pendaki yang pernah ke Kembang. 

Pendakian Gunung Kembang bisa kita lalui dalam waktu kurang lebih 4 jam saja. Akan tetapi dianjurkan siang hari sebelum dzuhur, sehingga saat malam tiba sudah berada dipuncak. Pendakian malam hari sangat tidak diperbolehkan sudah peraturan dari Basecamp Blembem, selain akan bisa tersesat karena minimnya papan petunjuk, di Kembang masih banyak binatang buas berkeliaran seperti Babi hutan.

Sesampai di Puncak Gunung Kembang tempatnya tidak terlalu luas namun tempat mendirikan tenda lebih mudah kita dapatkan dari pada di gunung Bismo, ya kita bisa pasang setidaknya hingga 20 tenda lah. Pemandangan yang megah dan indah, tepat di depan mata terlihat jelas Gunung Sindoro yang berdiri tegak dan tinggi. Sedangkan kalau melihat di sebelah kanan yakni Gunung Sumbing  tampak menjulang dengan gagah.

 
Di puncak terdapat lobang besar yang bisa kita turuni dan melihat ada apa disana. Ternyata kawah mati yang  ditumbuhi rumput hijau dikenal dengan nama “Bimo Pengkok”. Disitu terdapat mata air kecil yang sangat jernih dan bisa kita manfaatkan untuk masak mie kalau persediaan air yang kita bawa sudah habis. Tetapi kalau musim kemarau biasanya akan kering jadi kalian perlu bawa bekal yang lebih banyak lagi.

Berdasarkan cerita penduduk sekitar, Gunung Kembang lebih banyak didaki oleh orang-orang yang ingin bersemedi. Untuk itu kalian jangan heran jika di sekitar kawah mati Bimo Pengkok terdapat sesaji  berupa bunga mawar merah dan putih, ingkung, dupa, buah-buahan yang diletakkan di atas batu maupun di rerumputan. Biasanya ritual tersebut dilakukan pada bulan Suro, biasanya dibulan itu juga rame para pendaki ke Kembang, kalian bisa ikut meramaikan.
Tips Mendaki Gunung Slamet Saat Musim Hujan, Pilihlah Jalur yang Tepat

Tips Mendaki Gunung Slamet Saat Musim Hujan, Pilihlah Jalur yang Tepat

Saat musim hujan pastinya kapasitas pendaki akan menurun dibandingkan dengan saat cuaca terang. Tidak hanya digunug terkenal seperti Prau, Slamet pun begitu. Memasuki musim hujan, jumlah pendaki Gunung Slamet via jalur Bambangan, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah selalu menurun drastis. Akan tetapi pasti ada saja dari luar kota yang mendaki.

Menurunnya jumlah pengunjung selalu dinformasikan oleh Basecam setempat. Misalnya kalau dituliskan dalam bentuk data, pada Bulan Oktober tidak ada 1.000 pendaki, sebelumnya (September) bisa mencapai 1.291 pendaki, bahkan pas Agustus sampai 4.312 pendaki, ini sudah menunjukkan perbedan yang sangat jelas seiring pergantian musim.

Saat musim hujan pastinya kebanyakan pendaki lebih memilih gunung dengan tinggi yang ideal seperti Bismo, gunung Kembang, atau ke sebuah bukit.

Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memang selalu menjadi destinasi bagi para pendaki baik domestik maupun mancanegara. Jalur Bambangan yang selalu ramai sebagi jalur favorit, berdasarkan data tercatat bisa mencapai 18.683 pendaki yang mendaftar melalui jalur Bambangan.

Saat musim hujan selalu diingatkan buat para pendaki Gunung Slamet yang berencana untuk melakukan perjalanan via Bambangan supaya mempersiapkan perbekalan terutama ponco dan tenda dengan lengkap.

puncak gunung slamet

Jalur Menuju Gunung Slamet via Bambangan

Berikut ini telah kami tulis jalur transportasi umum untuk bisa sampai menuju Basecamp Bambangan, Gunung Slamet, Purbalingga :

1. Buat pendaki yang menggunakan mode transportasi umum kereta dapat berhenti di Stasiun Purwokerto.

Sedangkan untuk pengguna bus dapat langsung turun di Terminal Purbalingga maupun Bobotsari.

2. Sesudah kita sampai di Stasiun Purwokerto atau Terminal Purwokerto, pendaki dapat menyewa angkutan umum dengan negosiasi tarif yang disesuaikan dengan jumlah rombongan. Jadi semakin banyak orang tarifnya juga lebih besar.

Kebanyakan angkutan trayek yang disewa berkisar antara Rp 300.000 sampai Rp 400.000 satu rombongan. Untuk perjalanannya dari Stasiun Purwokerto sampai Bambangan membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam.

3. Selain menyewa angkutan umum, pendaki juga bisa lebih dulu menggunakan bus Rp 10.000 sampai Terminal Purbalingga atau dengan Rp 15.000 untuk sampai di Terminal Bobotsari.

4. Dari Terminal Purbalingga, berikutnya pendaki dapat menyewa jasa angkutan non-trayek (plat hitam) untuk mencapai Basecamp Bambangan.

Kendaraan non taryek ini banyak ditemui baik dari terminal maupun dari Simpang Serayu, Mrebet dengan tarif  sekitar Rp 150.000 - Rp 250.000 per rombongan.

5. Setelah sampai di Basecamp Bambangan, pendaki akan dikenakan biaya antara lain: Simaksi pendakian Rp 15.000/hari, Perhutani Rp 5.000, Parkir sepeda motor Rp 10.000/pendakian, atau parkir mobil Rp 50.000/pendakian.

Nah demikian tips jalur pendakian ke gunung Slamet saat musim hujan melalui Bambangan sebagai jalur terfavorit para pendaki. Mengenai tarif kendaraan, biaya registrasi dan lain-lain sewaktu-waktu dapat berubah itu hanya perkiraan yang terpenting kalian sudah bisa membayangkan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan.
Pemandian Air Hangat Kali Serayu (Mojotengah - Wonosobo)

Pemandian Air Hangat Kali Serayu (Mojotengah - Wonosobo)

Di Wonosobo itu banyak tempat-tempat pemandian air hangat, dari yang sudah dikunjungi oleh banyak orang dari luar kota hingga yang dikungjungi oleh beberapa warga sekitar. Kali Anget merupakan salah satu tempat pemandian air hangat yang sudah cukup populer di wilayah Wonosobo dan sekitarnya. Selain air hangat disitu juga tersedia kolam renang yang luas dengan berbagai fasilitas lumayan lengkap karena selalu dijaga dan dirawat olah petugas.

Tapi bukan itu yang akan saya bahas kali ini, melainkan pemandian air hangat di Kali Serayu yang lokasinya tepat dipinggir Kali Serayu. Letak posisinya berada di perbatasan antara dusun Bondalem dan desa Kalibeber kecamatan Mojotengah, Wonosobo. Sehingga yang mengunjungi pemandian air hangat Kali Serayu warga sekitar dua desa tersebut karena letak jangkauannya sangat strategis.

Siapa saja boleh berendam dan mandi di air hangat tersebut karena tempatnya terbuka untuk umum, namun kebanyakan pengunjungnya adalah kaum laki-laki. Meski kadang ada wanita yang berendam di situ, biasanya adalah seorang pendatang dari luar kota yang kebetulan ada saudaranya di desa Kalibeber.

pemandian kali serayu

Tempat pemandian air hangat selalu rame khususnya waktu sore hari menjelang maghrib, biasanya warga sekitar pada berendam usai pulang bekerja supaya badan jadi hangat dan lelah cepat hilang. Selain warga sekitar, karena di Kalibeber terdapat Pondok Pesantren, jika hari minggu atau sekolah libur maka air hangat Kali Serayu akan dipenuhi para santri.

Selain digunakan hanya untuk sekedar berendam atau mandi, air hangat tersebut dipercaya bisa menyembuhkan orang yang mengalami penyakit gatal pada kulitnya. Terutama anak-anak pesantren kadang ada yang gatal-gatal maka biasanya akan rutin berendam supaya kumannya mati dan gatal cepat sembuh. Terjadinya air hangat ini berasal dari Tuk (sumber mata air) yang mengalir di atas lahar di dalam tanah.

Wangan tandu kali serayu


Kalau kita menuju ke tempat pemandian air hangat kita akan melewati aliran sungai dari Kali Serayu yang berada di atas pemandian. Aliran sungai atau irigasi ini bernama wangan Tandu yang memiliki sejarah sebagai peninggalan jaman penjajahan Belanda. Memang yang buat adalah orang Indonesia, tapi atas perintah kolonial Belanda pada waktu itu. 

 

Besi sebagai pengatur air yang masih masih kokoh hingga sekarang karena terus dirawat maupun di cat ulang supaya tidak berkarat. Irigasi ini bertujuan untuk mengaliri lahan yang tadinya hanya bisa ditanami singkong bisa di sawah untuk ditanami padi sebagai bahan makanan pokok. Walaupun dulu perjuangannya sangat berat namun sekarang hasilnya bisa dinikmati oleh para anak dan cucu para pejuang. Air Kali Serayu dikenal bagus untuk mengairi sawah tanaman padi biasanya lebih subur dari pada aliran sungai yang lainnya.

Dari tadi kita membahas nama Kali Serayu yang ada di Wonosobo, tapi mungkin dari kalian ada yang belum tahu asal usul atau legenda dari nama Kali Serayu. Bahwa sumber mata airnya berasal dari pegunungan Dieng disuatu tempat yang bernama Tuk Bima Lukar, untuk lebih jelasnya silahkan kalian simak ceritanya di bawah ini,

Di sebuah daerah dataran tinggi Dieng terdapatlah sumber mata air bernama Tuk Bima Lukar yang mungkin dari kalian sudah ada yang tahu, karena ini merepakan salah satu objek wisata di Dieng. Berdasarkan cerita atau legenda dari masyarakat sekitar, Tuk Bima Lukar ini mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu dipercaya bagi siapa saja yang membasuh muka atau mandi dengan air di tuk tersebut akan menjadi orang tersebut awet muda.

Cerita Asal Usul Kali Serayu
Sedangkan asal mula cerita Tuk tersebut berawal pada suatu ketika sang Pandawa sedang pergi ke Dieng untuk membangun sebuah Candi sebagai tempat pemujaan. Di tengah perjalanan salah satu orang Pandawa yang bernama Bima merasa ingin buang air kecil (kencing), sehingga memutuskan berhenti untuk kencing. Anehnya, air kencing itu kemudian menjadi sebuah sumber mata air yang berupa Sendang, airnya tersebut sangatlah bersih dan jernih.

Pada suatu hari, Dewi Drupadi ingin mandi di sendang tersebut, maka berangkatlah Drupadi ke sendang tersebut itu, Ia segera melepas pakaian untuk mandi. Bima yang masih berada disekitar tuk, terkejut melihat kecantikan seseorang perempuan yang bernama Dewi Drupadi dalam kondisi telanjang bulat, mendadak ia merasa ingin kencing. Maka dengan membelakangi Dewi Drupadi ia kencing dan Dewi Drupadi tahu perbuatan Bima tersebut, kemudian bertanya: "Hai Kanda, mengapa Kanda membalikan badanmu?"

Sambil kencing Bima menjawab maaf, setelah saya melihat dinda melepas pakaian, saya terpesona, ternyata adinda adalah seorang putri yang cantik jelita tiada tara, yang dalam bahasa jawa nya Bima mengatakan bahwa “Siro Ayu” (kamu cantik), Dewi Drupadi tersipu malu mendengar sanjungan Bima tersebut. Dan akibatnya air kencing Bima tersebut menjadi tumpah. Dan terjadilah Sungai Serayu, yang diambil dari kata siro ayu, sedangkan sendang tersebut bernama tuk Bima lukar. Hingga kini Sungai Serayu Mengalir dari Wonosobo dan bermuara di laut Cilacap.
 ~selesai~

Bukit Sikunir (Dieng - Wonosobo) Negeri Atas Awan

Bukit Sikunir (Dieng - Wonosobo) Negeri Atas Awan

Bukit Sikunir Dieng letaknya di Desa Sembungan, bukit ini menjadi salah satu obyek wisata populer di Dataran Tinggi Dieng. Tidak hanya warga lokal, ketika musim liburan Bukit Sikunir semakin ramai dikunjungi wisatawan baik luar daerah hingga mancanegara.

Hingga saat ini sudah lama bukit Sikunir menjadi buah bibir seantero dunia, seiring dengan kemajuan internet dan sosial media, termashur dengan keindahan golden sunrisenya. Setidaknya ada ribuan pengunjung  rela mendaki bukit ini di pagi petang melawan udara dingin yang menusuk sumsum tulang, dengan tujuan menyaksikan detik-detik matahari terbit  dari puncak Bukit Sikunir, yang katanya terindah se Asia.



Lokasi Bukit Sikunir tepatnya itu terletak di Desa Sembungan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Desa Sembungan ini merupakan desa tertinggi di pulau Jawa, 2.200 meter dari permukaan laut,  tentu ini sudah termasuk ketinggian suatu gunung. Desa ini suhunya sangat dingin, apalagi dibulan Agustus yang bisa mencapai minus derajat celcius, dingin banget kan. Sehingga Bukit Sikunir pun bisa kita sebut bukit di atas gunung.

Mendaki Bukit Sikunir sangat mudah, dari Wonosobo, hanya memerlukan waktu 1 jam saja, pokoknya sangat direkomendasikan bagi pendaki pemula. Tak heran lokasi itu selalu diserbu puluhan orang-orang untuk berlibur. Bagi pendatang baru sesampai di Gerbang Desa Sembungan pastikan selalu perhatikan dan ikuti papan penunjuk jalan, apalagi untuk yang berangkat di masih petang, agar nantinya kamu tidak kesasar.


Kamu juga harus perhatikan supaya tidak tertinggal prosesi matahari terbit, dari kota Wonosobo, jangan lebih dari pukul 03.00 WIB.

Menginjak di Gerbang Desa Wisata Sembungan, berarti kita masih 1.5 km lagi untuk sampai tempat parkir kendaraan kita, dibawah bukit Sikunir. Sebelum lanjut perjalanan kita registrasi dulu atau membeli karcis masuk Bukit Sikunir.tak lama lagi ada loket karcis, tempat membeli karcis untuk naik Bukit Sikunir, sekitar satu jam. Sebelum berngkat, boleh deh kalau kamu masih lapar pergi ke warung dulu, karena di dekat tempat parkir juga ada jajanan khas wonosobo seperti tempe kemul untuk mengisi perut anda sambil pesen segelas kopi.

Langsung saja kita menjat bukit dengan berjalan kaki rame-rame, melewati jalan bebeatuan yang telah dibentuk lebih nyaman untuk pengunjung, juga ada pagar kayu untuk berpegangan. Sebelum sampai puncak yang sesungguhnya ada satu tempat favorit wisatawan asing yaitu Pos sunrise 1. Disukai oleh touris kerena didini belum begitu tinggi, namun matahari yang terbit justru seakan lebih dekat. Sambil menungu terbitnya matahari, kamu bisa pesen secangkir kopi atau jahe, tinggal pesan karena ada yang menjual minuman dan kentang goreng.

Area puncak Sikunir sesunguhnya itu lebih luas dari pada Pos 1, karena luas maka bisa mendirikan tenda. Kita bisa mengetahui mana puncaknya usai melihat dan menemukan gazebo dari kayu yang terdapat ijuk pada atapnya. Ada juga batang pohon kelapa ditancapkan bisa dimanfaatkan buat duduk.

Rasanya penasaran bagaimana melihat detik-detik saat matahari muncul dari persembunyiannya, matahari akan terbit dari samping Gunung Sindoro yang cantik tampak besar menjulang, tertatap juga Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di kejauhan, menambah keindahan semakin mantab. Ditambah awan yang berada di bawah, menjadikan pengunjung benar-benar merasa sedang berada di negeri atas awan.
Bukit Sigandul, Jalur Pendakian, dan Keindahan Alam

Bukit Sigandul, Jalur Pendakian, dan Keindahan Alam


Apakah kalian para pendaki sudah pernah ke Bukit Sigandul? Letaknya di dataran tinggi Temanggung kecamatan Wonoboyo. Lokasinya sebagian besar menawarkan keindahan bagi para pecinta alam seperti pendaki gunung. Gunung atau bukit ini memiliki ketinggian sekitar 2005 meter dari permukaan laut, tentu bisa jadi tempat yang pas buat pendakian.

Mulai start atau basecamp dibukit Sigandul ini setidaknya ada 4 tempat yang sudah diresmikan, antara lain; Jalur via Gelangan Gunung, Bulu, Dedapan, dan Sigandul.

Jalur Pendakian
Yang pertama Gelangan Gunung atau basecamp 99, lokasinya berada di kelurahan Purwosari kecamatan wonoboyo. Kedua via Bulu, kelurahan Rejosari kecamatan wonoboyo, jalur ini tidak begitu melelahkan karena cukup landai, maka sangat direkomendasikan buat pemula. Jika kalian melelui jalur ini akan disuguhkan pesona alam wonoboyo dengan  view gunung sibotak, sindoro, sumbing, merbabu, merapi dan ungaran. Dilanjutkan Pos 2 pendakian ini disajikan gardu pandang di atas area hutan pinus, bisa buat istirahat sejenak sambil foto-foto dahulu. Saat malam hari mata kita tidak hanya bisa menatap gemerlap bintang di langit,  tetapi pemandangan tak kalah indahnya adalah gemerlap lampu di wilayah kabupaten temanggung, serasa lautan yang penuh berlian.

Basecamp yang ketiga adalah via Dadapan, kelurahan Cemoro, kecamatan Cemoro, lewat jalur yang satu ini kita akan disuguhkan dengan keindahan air terjun Ponco Tunggal ditengah-tengah perjalanan. Kemudian lanjutkan perjalanan dan akan melewati bukit perkemahan dibawah hutan pinus yang adem alias sejuk.

Terakhir adalah via basecamp Sigandul kelurahan Cemoro kecamatan Wonoboyo, kabupaten Temanggung, jalur ini satu arah dengan basecamp via Dadapan. Jalur Desa Dadapan dibilang lebih jauh, tapi lewat jalur ini akan banyak spot foto menarik, menjumpai beberapa air terjun, perkebunan kopi, serta puncak Sibonang. Jarak tempuh dari basecamp hingga ke pos 1 Segrimeng cukup jauh, setelah melewati curug dan bumi perkemahan.

Lalu Pos 2 adalah puncak Sibonang, pemandangan di sini sangat indah, terdapat semacam gardu pandang, untuk menikmati pemandangan kota Parakan dari puncak sini. Beristirahat di gardu pandang Pos 2 Sibonang bisa sambil selfi dulu untuk melepas keringat.       
   
Setelah melepas lelah di Pos 2 Sibonang, perjalanan selanjutnya adalah menuju pos 3 yang diberi nama Tanjakan PHP. Dari namanya kedengeran sudah agak nyebelin memang katanya kita bisa bener-bener di php in, soalnya mau menuju puncak aja kita hurus turun dahulu.

Keindahan Alam
Dari Puncak Gunung Sigandul, Gunung Prau yang cantik tampak sangat jelas seperti perahu terbalik. Puncak Sigandul memanjang, tidak begitu luas, tanpa pepohonan, hanya ilalang tinggi.

Dengan demikian jika kalian tertarik mendaki dan berlibur ke bukit Sigandul 2005 mdpl, melalui basecamp tersebut yang telah disebutkan. Jangan lupa bawa bekal dan jaga kesehatan tubuh sebelum berangkat mendaki.
Menelusuri Pinggiran Kawah Gunung Sindoro

Menelusuri Pinggiran Kawah Gunung Sindoro

pemandangan gunung sindoro

Gunung Sindoro berada di dua kabupaten, yakni Wonosobo dan Temanggang provinsi Jawa Tengah, merupakan gunung aktif kabarnya terakhir meletus pada tahun 1906. Untuk bisa sampi kepuncaknya kita bisa melewati salah satu dari 4 jalur yang tersedia tergantung posisi keberadaan kalian masing-masing, mana yang paling dekat.

Yang pertama melewati jalur Sigedang
Sigedang adalah nama desa yang ada di Wonosobo, bagi kalian yang tinggal di kabupaten Wonosobo mungkin sudah tidak asing lagi dengan desa tersebut. Kalau kita melewati jalur tersebut berarti lewat punggung gunung sebelah utara. Untuk bisa sampai di dsa Sigedang kalau dari arah kota Wonosobo yakni dapat dijangkau dengan naik bus jurusan Dieng, lalu turunnya di pertigaan Rejosari arah ke Tambi. Dari Wonosobo kita juga bisa melewati jalur Jlumrit atau dusun Katekan untuk bisa sampai puncak gunung Sindoro.

Lewat jalur Kledung (kab. Temanggung)
Jalur ini biasanya lebih rame dari pada jalur Sigedang, ya bisa dikatakan sebagai jalur favorit bagi para pendaki gungung Sindoro. Kenapa? Kledung selain memiliki tingkat kesulitan yang lumayan juga pemandangan yang ada sisi sepanjang perjalanan yang indah. Kledung adalah nama kecamatan, namun base camp Kledung mudah ditemukan soalnya tepat di pinggir jalan raya dan tak jauh dengan jalur gunung Sumbing. Jalur dari temanggung selain Kledung masih ada satu lagi, yaitu Sibajak.

Gunung Sindoro memiliki ketinggian 3.136 meter di atas permukaan laut (mdpl), tipe gunung berapi stratovolcano. Untuk sampai hingga puncak sindoro dari base camp, kita membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 7 setengah jam.

Salah satu daya tarik seseorang mendaki gunung Sindoro yakni adanya bunga Edelwis yang memiliki julukan sebagai bunga abadi. Julukan bunga abadi diberikan karena adanya hormon yang bisa mencegah kerontokan bunga, bagi para pendaki jangan sekali-kalai mengambil pohon Edelwis di gunung Sindoro karena dilindungi. Selain itu spot alam di atas puncak yang lapang setiap 17 Agustus pasti dilaksanakan upacara bendera olah para pendaki.

Pemandangan yang indah, terdapat batu besar, bukit serta dapat melihat view gunung lain dai puncak seperti gunung Sumbing, Slamet, Merapi, Merbabu, Ungaran dan gunung Lawu yang terlihat sangat gagah. Tak kalah menariknya yakni adanya Segara Wedi, disana kita bisa menulis atau mengambar dengan menata batu atau kerikil yang telah tergeletak banyak sehingga dinamakan Segara Wedi / Kerikil.

kawah gunung sindoro

Kalau melanjutkan perjalanannya menelusuri luasnya puncak gunung Sindoro yang sudah tercium baunya dari kejauhan adalah Kawah. Sesuai yang telah dikatakan bahwa gunung Sindoro merupakan gunung aktif kawahnya lumayan besar, kalau dari jarak sekitar 10 meter baunya sangat menyengat, namun kalau kita mendekati justru tidak terlalu bau. Dikelilingai tanah putih yang gersang dan bebatuan menjadi lokasi fovprit untuk berfoto disekitar kawah dengan background asap.

Jika kita sudah lumayan panas dan tak tahan dengan bau kawah, bisa melanjutkan jalan sampil memandang gemuruhnya air kawah. Berikutnya akan menemukan batu besar dan tebing yang tinggi dengan pemandangan luas, tapi tetap hati-hati kalau mau foto di atas batu.

Yang terakhir mungkin ini ada satu tips atau saran dari saya, ya semoga saja bermanfaat.
Jika kalain mau ke puncak Sindoro jangan lupa bawa baju cadangan setidaknya kaus, karena bau kawah yang menyengat akan meresap pada baju yang kalian pakai. Walaupun nantinya sudah dicuci kalau baaru sekali belum apa-apa, setalah 7 kali cuci baunya baru bisa hilang.

Itulah mengapa kalian harus bawa pakaian cadangan kalau mau menelusuri pinggiran kawah gunung Sindoro.
Fakta - Fakta Gunung Sumbing yang Harus Diketahui Para Pendaki

Fakta - Fakta Gunung Sumbing yang Harus Diketahui Para Pendaki

Setiap gunung pasti memiliki fakta menarik tersendiri termasuk gunung Sumbing yang akan kita bahas kali ini. Seperti halnya fakta tentang gunung Merbabu yang memiliki fakta banyak ditemukan bunga Edelwiss, terdapat tiga puncak utama, dan lainnya. Demikian pula dengan gunung Sumbing, bagi kalian para pendaki yang baru berencana mau kesana mungkin masih penasaran, untuk itu kalian harus tahu apa saja yang ada disana.

Berbicara mengenai fakta-fakta gunung, kita tahu khususnya para pencinta mendaki bahwa setiap gunung pasti memiliki kisah misteri tersendiri. Gunung Sumbing termasuk salah satunya dan bahkan bisa kita bilang memiliki cerita misteri paling fenomenal oleh pendaki Wonosobo. Setelah melakukan perjalanan ke sana, setidaknya kami telah memperoleh beberapa fakta mengenai gunung Sumbing yang bisa kalian simak berikut ini.

puncak gunung sumbing


1. Gunung Sumbing itu Terletak di 3 Kabupaten
 

Sumbing masuk dalam urutan ke tiga sebagai gunung tertinggi di pulau Jawa, yakni setelah gunung Smeru dan Gunung Slamet. Memiliki ketinggian 3.371 meter di atas permukaan laut menjadikan gunung Sumbing menduduki posisi gunung tertinggi ke 2 di Jawa Tengah setelah gunung Slamet.

Gunung ini secara administratif terletak di tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo. Mengenai lokasi, sebagai pendaki tentunya ingin mengetahui rute manakah yang paling favorit diminati oleh para pendaki untuk sampai ke puncaknya? Jwabannya ada di fakta gunung sumbing yang ke dua.

2. Jalur Fovorit Pendakian Gunung Sumbing via Garung Reco (Wonosobo)
 

Alasan utama kenapa ini menjadi jalur paling ramai dilalui adalah bahwa Basecamp Gunung Sumbing via Garung cukup mudah ditemukan karena lokasinya yang berada di samping jalan, jika kamu dari Semarang dan Sekitarnya bisa melalui jalur Sumowono-Temanggung-Wonosobo, tepat setelah perbatasan Temanggung dan Wonosobo terdapat jalur ke kiri dengan papan petunjuk “Basecamp Garung Gunung Sumbing”.

Tak heran jika lewat jalur ini selalu rame apalagi malam tahun baru, pokoknya kamu gak bakalan kesepian deh. Jalur Gunung Sumbing via Garung terbilang cukup sulit karena menanjak terus, jadi saran dari kami persiapkan fisikmu terlebih dahulu sebelum mulai mendaki.

3. Ada 5 Jalur Resmi Pendakian Gunung Sumbing
 

Memang suatu saat nanti seiring berjalannya waktu jalur pendakian setiap gunung bisa saja mengalami perubahan baik bertambah atau sebaliknya. Ada 5 jalur resmi pendakian gunung Sumbing ini berdasarkan informasi tahun 2017.

Selain melalui Garung Reco, kabupaten Wonosobo yang telah kami sebit tadi, empat  jalur lainnya meliputi Cepit Parakan, Mangli Kaliangkrik, Bawongso, dan Sipetung (kab. Temanggung).

Baca juga : 4 Destinasi Wisata di Magelang yang Sangat Menarik

4. Di Gunung Sumbing Terdapat Pasar Setan
 

Dibilang mitos, memang cerita misteri itu mitos, tapi dibilang fakta memang sudah banyak pendaki gunung Sumbing yang menjumpainya. Jadi fenomena “pasar setan” ini tidak hanya terjasdi di gunung Sumbing saja, gunung lainnya seperti Merbabu dan Slamet juga ada.

Mengenai hal ini pastinya ada yang percaya dan ada yang tidak semua tergantung keyakinan masing-masing. Jadi penjelasannya kejadian semacam ini dikarenakan adanya pasar di gunung namun tidak kelihatan melainkan hanya suara seperti halnya suasana karamaian pasar dan hanya beberapa orang pendaki saja yang biasanya akan menjumpai fenomena tersebut.

"Pasar Setan" di Gunung Sumbing berada sebelum Pasar Watu.  Konon, letaknya di jalur yang terjal dan berpasir setalah kita melewati pos 3.

Terkait hal misterius, selain hal ini di Gunung Sumbing juga memiliki kisah mistri lainnya seperti ada sekumpulan orang berjubah putih, hantu pertapa, raksasa hitam penunggu pintu masuk gunung.

Dari kalian semua tentu ada yang percaya dan tidak itu sudah wajar karena setiap orang memiliki keyakinan masing-masing namun intinya bukan itu. Terkait adanya hal misterius tersebut, sebenarnya tujuannya hanya satu, agar manusia tidak merusak alam melainkan menjaganya supaya alam digunung yang diciptakan dengan keindahannya tidak rusak.