Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
10 Tempat Wisata Populer di Sukoharjo, Rekomendasi untuk Kamu

10 Tempat Wisata Populer di Sukoharjo, Rekomendasi untuk Kamu

Sukoharjo merupakan kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah, lokasinya berbatasan dengan kabupaten Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, dan Gunung Kidul. Sukoharjo dikenal dengan kota yang nyaman, banyak tempat wisata dan rekreasi yang siap menyuguhkan pesona indah untuk pengunjung.

Selain itu, kabupaten Sukoharjo juga merupakan kota Tekstil, Kota Gamelan, The House of Souvenir, Kota Gadis (perdagangan, pendidikan, industri, dan bisnis), Kabupaten Jamu, Kabupaten Pramuka, serta dijuluki sebagai Kabupaten Batik.

Salah satu tempat wisata populer di Sukoharjo adalah Alaska Waterword yanga menyediakan kolam renang, budidaya satwa, dan masih ada yang lainnya. Rasanya memang kurang afdhol jika kalian pergi ke kabupaten Sukoharjo tanpa mengunjungi tempat wisatanya.

Disana ada banyak sekali tempat wisata yang asyik pasti sangat pas buat mengisi waktu libur kalian. Nah, bagi kalian yang belum tahu objek wisata paling populer di Sukoharjo, berikut kami informasikan 10 Tempat Wisata Populer di Sukoharjo, Rekomendasi untuk Kamu.


1. Royal Water Adventure
 

wisata populer di sukoharjo
 

Adalah tempat wisata air yang menggabungkan konsep modernitas yang bersentuhan dengan konsep family waterpark. Tempat dan lokasinya sangat strategis, dimana kalau kita berkunjung ke Royal Water Adventure akan disuguhkan dengan kolam arus, child play ground, kolam renang semi olympic, dan body slide.

Tempatnya berada di daerah Telukan atau lebih tepatnya berada di Jl. Solo - Sukoharjo km. 8 Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah. Royal Water AdventureHarga Tiket: Rp20.000 - Rp30.000Jam Buka: 08.00 - 17.00 WIBNo Telp: 02712949779 / 081567756773.

2. Alaska Waterworld
Memang di Sukoharjo itu banyak tempat wisata air, berikutnya ini adalah Alaska Waterword. Berlokasi di daerah Polokarto, Sukoharjo Jawa Tengah yang merupakan milik perseorangan. Keberadaan objek wisata ini sangat disukai oleh penduduk sekitar dan para pengunjung dari luar daerah. Kelengkapan disana cukup memadai seperti adanya tempat pemancingan, kolam renang, prosotan budidaya satwa, dan lainnya sangat cocok buat edukasi wisata anak-anak.

3. Gunung Sepikul
 

gunung sepikul sukoharjo
 

Selain menyuguhkan tampat wisata air, Sukoharjo juga memiliki objek wisata alam yang tak kalah dengan wisata alam di daerah lain. Gunung Sepikul yang memiliki kemiringan 40 sampai 60 derajat ini akan memberikan pesona alam seperti Watu Jaran, Watu Kandang, Watu Tinggik, Watu Pawon, dan Watu Tumpuk, semuanya punya pemandangan yang berbeda.

4. Waduk Mulur di Bondosari
 

Wisata populer di Sukoharjo yang harus kalian kunjungi berikutnya adalah Waduk Mulur yang berlokasi di Bondosari, Sukoharjo. Penduduk lokal di sekitar Waduk Mulur yang ramah akan membuat kalian betah berlama-lama disana sambil menikmati indahnya pemandangan sekitar waduk (danau).

5. Curug Krajan
 

curug krajan sukoharjo
image source: instagram.com/gustiantography/
 

Dinamakan Curug Krajan, karana disana menyuguhkan keindahan alam berupa air terjun yang berlokasi di daerah Krajan, Sukoharjo. Tempat ini belum banyak pengunjung karena memang belum bengitu dikenal banyak orang, namun ini menjadi lokasi sangat bagus buat kalian yang lagi penat dari keramaian kota bisa kesana bareng teman dengan suasana baru yang lebih tenang. Aliran sungai disana masih asri dan jernih, lingkungan sekitar pun masih sangat alami dan bersih.

6. Pandawa Water World

Bertempatkan di daerah Grogol, Pandawa Water World merupakan tempat rekreasi atau wisata air yang cocok buat kamu sekeluarga. Tempat ini sangat luas serta ada berbagai macam patung dengan nuansa pandawa, akan membuat pengunjung nyaman di tempat tersebut. Fasilitas di tempat ini antara lain ada Kolam Arus, Action River, Bima Slide, Sight tower, Warm Spa, dan juga Black hole slide.

7. Telaga Biru
 

Lokasi wisata di Sukoharjo berikutnya yang harus kalian kunjungi adalah Telaga Biru yang memiliki pesona keindahan tidak ada duanya. Terbentuknya telaga atau danau Biru ini awalnya merupakan bekas penambang yang ditinggalkan oleh para penambang. Kemudian galian tersebut tergenang oleh air yang akhirnya menjadi danau yang mempunyai warna berbeda-beda di setiap galian. Jika kalian ingin ke sana, lokasinya destinasi wisata Telaga Biru berada di Candirejo, Sukoharjo, Jawa Tengah.

8. Geopark Batu Seribu
 

Wisata Geopark Batu Seribu yang bertempat di Gentan, Sukoharjo, Jawa Tengah ini merupakan kawasan wisata alam pegunungan. Lokasinya masih alami dan terdapat sumber  air  yang  berada  di  pegunungan  Batu Seribu  yang katanya  tidak  pernah  kering walaupun musim kemarau sekalipun. Usai di daerah Gentan kita masih memerlukan perjalanan sekitar 1.5 kilometer hingga sampai Geopark Batu Seribu.

9. Keraton Kartasura di Ngadirejo
 

Selain menyuguhkan wisata alam dan rekreasi air, di Sukoharjo juga terdapat peninggalan bersejarah bernama Kraton Kartasura. Tempat lokasi wisata ini berada di daerah Ngadirejo, Sukoharjo, Jawa Tengah. Bagi kalian yang menyukai tempat bersejarah, jangan lewatkan tempat yang satu ini ketika kalian sedang berada di Sukoharjo.

10. Petilasan Keraton Pajang
 

Masih tentang wisata bersejarah, untuk petilasan Kraton Pajang ini berlokasi di daerah Kertasura, Sukoharjo. Disana kalian akan menemukan bebrapa patung bersejarah dan juga lukisan tokoh Islam ternama seperti Sunan Kalijaga serta tokoh-tokoh yang lainnya bisa kalian temukan di tempat tersebut.

Itu dia beberapa lokasi wisata populer yang berada di Sukoharjo, Jawa Tengah. Jngan sampai tidak tahu kalau kamu hendak ke Sukoharjo, pastikan sudah merencanakan tempat paling hits untuk mengisi liburan kalian.

Tips Pendakian Gunung Prau (Wonosobo) Bagi Para Pemula

Tips Pendakian Gunung Prau (Wonosobo) Bagi Para Pemula

Pernahkah kalian pergi mendaki ke gunung Prau yang ada di kabupaten Wonosobo? Jika belum mari kita simak informasi singkat tentang gunung Prau. Adalah gunung yang terletak di kawasan dataran tinggi Dieng yang dapat kita tempuh hanya dengan waktu sekitar 3 sampai 5 jam saja, jarak tempuk segitu tentu saja sangat direkomendasikan untuk para pemula.

Jika kalian ingin mencoba menaiki gunung Prau setidaknya ada delapan jalur ygn bisa dilalui hingga kita bisa sampai ke puncak tertinggi. Diantaranya adalah melalui Patak Banteng, Ding, Kalilembu, Dwarawati, Wates, Kenjuran, Pranten dan Campurejo. Dari jalur pendakian tersebut paling populer atau yang biasanya rame dilalui adalah lewat jalur Patak Banteng, karena melalui jalur ini lebih dekat.

pemandangan sunrise gunung prau

                                 Tips Pendakian Gunung Prau
1. Persiapan
Tidak hanya mendaki ke gunung Prau pastinya persiapan sudah menjadi kewajiban, terlebih lagi kalian seorang pemula yang sebelumnya belum persah sama sekali melakukan perjalanan mendaki gunung. Seperti halnya menyiapkan alat-alat muncak, baik itu pakaian, bekal makanan, wadah air, peralatan masak dan lain sebagainya.

Walaupun saat kita berangkat cuaca masih terang, kadang sampai lokasi basecamp bahkan mungkin di puncak bisa saja hujan turun, oleh karena itu jangan lupa bawa mantol atau jas hujan. Perlengkapan penting lainnya seperti p3k juga persiapkan masing-masing. Kalau kalian ke gunung prau saat musim kemarau jalan menuju puncak gunung pasti akan berdebu untuk itu jangan lupa bawa masker atau sleyer.

2. Menentukan Jalur Pendakian
Berikutnya sebelum kalian berangkat pastikan sudah menentukan jalur pendakian gunung Prau supaya tidak bingung. Apalagi baru pertama kalinya mau ke gunung prau, seperti yang telah saya sampaikan bahwa jalur pendakian gunung prau setidaknya ada delapan rute yang berbeda. Namun jalur pendakian yang ramai dilalui dan mudah dijangkau adalah via Patak Banteng. Selain itu jalur Patak Banteng terbilang berjarak lebih dekat dibandingkan dengan lainnya, sehingga cepat ditempuh untuk sampai di puncak maka tak heran banyak pendaki pemula melalui jalur tersebut.

Arah perjalanan hingga sampai ke desa Patak Banteng, jika kalian telah sampai di kota Wonosobo yakni terminal Mendolo, dengan menumpang mini bus Jurusan Wonosobo – Dieng. Setelah itu turun di Kantor Balai Desa Patak Banteng, yang letaknya berada disebelah kiri jalan. Namun jika para pendaki menggunakan angkutan pribadi, bisa melalui jalan menuju Banjarnegara langsung tanpa melewati kota Wonosobo.

3. Tentukan Waktu Berangkat
Gunung Prau memiliki ketinggian 2565 meter di atas permukaan laut (mdpl), suhu udara disana kalau musim dingin bisa minus 2 derajat celcius. Oleh karena itu bagi para pemula mendingan jangan naik pada waktu malam hari, paling tidak sampai disana sore dan mulai naik sekitar pukul 4-5 sore supaya diperjalanan belum terlalu dingin.

Karena suhu udara yang begitu dingin kalau dipaksakan takutnya bisa mengakibatkan Hipotermia, dimana mekanisme suhu tubuh kesulitan untuk mengatasi tekanan suhu yang singin. Jadi kalian wajib bawa jaket gunung yang tahan air maupun hembusan angin supaya badan tetap hangat.

4. Diperjalanan Saling Membantu
Pastikan setelah mampai di basecam desa Patak Banteng salah satu dari kelompok mengisi pendaftaran guna mendata nama dan alamat kepada petugas. Ini sudah menjadi kewajiban apabila keselamatan kalian apabila terjadi sesuatu musibah selama di puncak maka petus akan bertanggung jawab dan membantu penyelamatan.

Saling membantu satu sama lain selama diperjalanan, itu sudah pasti demi kenyamanan bersama maka jangan sampai meninggalkan salah satu sari kalian. Apabila mau istirahat harus bareng-bareng, kalaupun mau ditinggal karena ada salah satu teman sudah tidak kuat manjat jangan dipaksakan, ada yang nemenian satu atau dua orang baru tidak apa-apa dilanjutkan perjalanan. Tidak hanya sesama kelompok, terhadap orang lainpun setidaknya saling membantu kalau kalian ingin disebut sebagai pendaki gunung sejati.

5. Cari Tempat Ngecamp Yang Aman
Setelah sampai dipuncak kalian harus mencari lokasi yang strategis dan aman dari genangan air maupun angin lebat. Misalkan di puncuk sudah banyak tenda, kalian cari tempat disela-sela mereka yang masih muat untuk mendirikan tenda. Akan tetapi kalau masih sepi dan letak tenda yang lainnya berjauhan, kalian bisa mencari tempat yang sampingnya ada semak-semak guna melindungi tenda dari angin maupun badai ketika ada hujan lebat.

6. Peduli Lingkungan
Gunung Prau menjadi favorit para pendaki pemula, sehingga menjadi satu-satunya gunung di Wonosobo paling ramai dikunjungi. Tidak semua pendaki peduli terhadap lingkungan khususnya yang masih pemula banget arena ikut-ikutan temen, disana itu banyak sampah. Jadi tolong kalau kalian cinta terhadap alam, buat siapa saja jangan membuang sampah sembarangan. Kadang kita walau sudah tahu larangan membuang sampah sembarangan, namun melihat disekitarnya banyak sampah berserakan biasanya kita mau terbawa sama lingkungan.

Untuk itu kami peringatkan sekecil apapun sampah yang kalian miliki tetep disimpan dan bawa turun dari gunung karena telah disediakan tempatnya. Kalaupun mau dibakar di atas, pastikan sampah sudah benar-benar habis dan apinya telah padam.

Itulah beberapa tips dari kami buat kalian para pemula yang mau berkunjung ke gunung Prau. Terus bagaimana dengan keindahan pemandangan disana? Mungkin kan kalian telah melihat foto orang-orang di gunung Prau melalui media sosial ya gambarannya seperti itu. Supaya tidak penasaran, langsung saja buktikan ke sana, kalian tidak bakal kecewa dengan indahnya pemandangan golden sunrise yang siap menanti kalian semua di gunung Prau.
Puncak Tertinggi Gunung Pakuwaja di Dieng

Puncak Tertinggi Gunung Pakuwaja di Dieng

Jika kalian ke Wonosobo akan melihat pemandangan gunung di sekitar sebut saja seperti gunung Sindoro, Sumbing, Bismo, dan masih banyak lagi terutama jika pergi ke Dieng ada banyak disana. Disini kita akan berbicara mengenai gunung Pakuwaja, memang gunung tersebut tidak begitu populer dibandingkan dengan gunung seperti Sumbing dan Sindoro akan tetapi Pakuwaja tidak kalah indah pemandangan dipuncak gunung.

Kalau nama Dieng sudah tidak asing lagi di Indonesia bahkan mungkin di luar negeri, gunung Pakuwaja merupakan salah satunya yang berada di komplek gungung Dieng. Untuk mencapai ke puncak gunung tersebut setidaknya ada tiga jalur yang bisa dilalui untuk sampai ke gunung Pakuwaja. Yang pertama dari desa Sembungan yang satu jalan dengan bukit Sikunir, kemudian melalui desa Parikesit, dan juga dari atas Dieng Plateau.

Puncak Gunung Pakuwaja

Ketinggian gunung Pakuwaja 2413 meter di atas permukaan laut (MDPL), dari ketiga jalur tersebut yang bisa dilalui hingga sampai Gunung Pakuwaja yang paling dekat adalah melalui desa Sembungan. Hanya memerlukan waktu sekitar 1.5 jam, sedangkan kalau lewat jalur Dieng Plateu dan Parikesit hingga 2 sampai 3 jam baru sampai puncak. Walaupun jangkauan terdekat melalui desa Sembungan, namun kalau kita mau pergi muncak ke gunung Pakuwaja disarankan melalui desa Parikesit karena Basecamp ada di sana, dengan alamat desa Parikesit jalan Dieng KM 23 Kejajar.

Tidak heran memang, jika gunung ini begitu jadi primadona pendaki pemula dan profesional karena jarak tempuh hanya 2 jam dari basecamp menjadi daya tarik tersendiri. Nah, siap-siap saja bagi kalian yang penasaran dengan gunung Pakuwaja di Dieng tersebut, apalagi yang di luar kota ada saudara yang tinggal di Wonosobo.

Mengapa Dinamakan Gunung Pakuwaja?
Lain dengan gunung Prau, gunung pakuwaja menawarkan keheningan bukit serta kabut yang selalu menyelimuti lereng-lerengnya. Berbicara mengenai asal-muasal atau mengapa namanya gunung Pakuwaja.

Bahwa tujuan utama para pendaki Pakuwaja adalah sebuah batu besar yang memiliki bentuk unik yakni menjulang tinggi, ini yang menjadi cerita dan asal mula muncul nama Pakuwaja. Batu itulah yang menjadi pusat perhatian dan juga primadona pendakian Pakuwaja dan berdasarkan cerita orang tua atau legenda setempat, batu itu adalah paku atau pasaknya pulau Jawa. Atau ada juga yang bilang konon batu yang terdapat di Pakuwaja merupakan paku raksasa yang memperkuat Pulau Jawa.
“Karena pada jaman dahulu pulau Jawa konon terombang-ambing, barulah ketika diberi batu itu pulau Jawa bisa kembali stabil,” menurut cerita salah satu warga sekitar.

Gunung Pakuwaja bisa masih tergolong bersih  dan jarang digunakan sebagai lokasi pendakian. Selain menarik dijadikan spot untuk melihat matahari terbit, dari puncak Pakuwaja, pendaki juga bisa melihat pemandangan Gunung Sindoro, Slamet, Merapi, Merbabu, dan bahkan Telomoyo. Sementara jika melihat ke arah utara  tampak di Kejauhan lokasi Wisata Telaga warna yang menjadi bonus terindahnya.

Bisa dibilang di Gunung Pakuwaja merupakan puncak tertinggi di dataran tinggi Dieng. Disana suasananya sangat tenang bisa menjadikan tempat santai ketika sedang berlibur atau sekedar mengisi waktu luang untuk menikmati indahnya alam semesta dan indahnya ciptaan Tuhan.

Yang terpenting ketika kalian pergi ke gunung dimanapun tempatnya, selalu jaga lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan dan jangan sekali-kalai merusak lingkungan. Hingga ada kata-kata mutiara untuk mengingatkan para pendaki  yang pernah kami temukan disuatu gunung “jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan ambil apapun di gunung kecuali gambar”.

Sekian semoga informasi ini bis menjadikan wawasan baru buat kalian yang belum pernah ke gunung Pakuwaja.
Pesona dan Keindahan Alam Bukit Seroja di Wonosobo

Pesona dan Keindahan Alam Bukit Seroja di Wonosobo

Bukit Seroja, pernahkah kalian pergi dan mengunjungi tempat tersebut saat berwisata. Pasti tempatnya sangat indah dengan pesona dan alam yang masih asri membuat suasana menjadi romantis. Bagi kalian yang belum tahu tempat apakah itu dan lokasinya dimana, saya akan menceritakan terlebih dahulu.

Lokasi Bukit Seroja
 

Lebih luasnya di Jawa Tengah, dan lebih dekat lagi tempatnya di Wonosobo kota yang dikenal dengan makanan khasnya yakni Tempe Kemul dan Mi Ongklok. Bukit Seroja berada di alamat Desa Maron, kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo. Jika kalian pernah ke puncak Sikunir maka bukit Seroja berada di sebelah utaranya lebih tepatnya di area perbukitan telaga Menjer. Selain melalui desa Maron kita juga bisa menempuh perjalanan ke bukit Seroja melalui jalur desa Kreo dan desa Sembungan, kita membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan hingga sampai bukit Seroja dari desa-desa tersebut.

Melalui bukit itu kita bisa menikmati pemandangan yang indah terpampang sebuah Telaga Menjer di bawahnya, melihat sunrise dan saunset disela-sela jejeran pegunungan apabila kalian berkunjung di waktu pagi atau sore hari. Keindahan pemandangan lain saat kita berada di bukit Seroja yaitu gagahnya gunung yang bisa kalian lihat dari bukit ada gungung Sindoro, Merapi, Sumbing, Merbabu dan Ungaran. Dengan demikian disana akan memberikan pesona yang menawan bagi para pengunjung.

Sekitar 13 KM jarak yang harus kalian tempuh hingga ke bukit Seroja kalau dihitung dari alun-alun Wonosobo. Perlu diperhatikan lagi pastikan saat mau kesana cuaca sedang cerah, sehingga panorama Kota Wonosobo akan tampak lebih jelas dari sana liburan pun jadi tambah betah.


pesona bukit seroja

Sangat direkomendasikan bagi kamu yang merasa cukup bosan dengan keramaian kota, Bukit Seroja bisa jadi tempat yang wajib kalian kunjungi. Mungkin saja setelah kamu sampai disana maka akan lebih merasa tenang dengan suguhan nuansa hijau yang menyejukkan hati dan pikiran. Ajak juga pasangan kalian khususnya yang sudah memiliki, bagi yang masih sendiri siapa tahu dapat jodoh di bukit Seroja.

Tidak cukup hanya untuk sekedar bersantai menikmati keindahan alam, kalian juga dapat berwisata selfie ketika mengunjungi wisata Bukit Seroja ini. Karena disana juga telah tersedia spot foto cantik yang ada seperti gardu panjang dengan berbagai bentuk dan juga kebun teh yang indah, pokoknya siapkan saja kamera yang bagus dan kalau perlu sama photografernya.

Dan mudah-mudahan setelah mengunjungi wisata alam di Bukit Seroja tersebut maka akan membuat penat kalian rasakan, akan segera hilang dan relaks kembali. Jangan lupa untuk share ke sosial media semua momen terbaik kalian selama di Serojo agar yang lain pada pengen juga ke sana.
Memang ya, kota Wonosobo itu menjadi salah satu objek wisata pilihan bagi para traveler bahkan tak sedikit yang menjadikan tempat favorit. Biasanya kan tempat paling sering dikunjungi oleh para traveler adalah Dieng karena sudah tekenal sejak jaman dulu. Namun kalau bukit Seroja ini baru beberapa tahun sekitar 2015 awal dibuka.

Apabila dari Luar Kota, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan ketika Mau ke Bukit Seroja

1. Yang pertama pastinya kamera DSLR jangan sampai ketinggalan, kalau perlu buwa juga Drone.
2. Jangan lupa bawa bekal karena tujuannya mau ke bukit bukan ke Mall, yang paling penting minuman atau bawa uang secukupnya dan beli makanan dan minuman di jalan, kan banyak banyak tersedia makanan di Wonosobo yang cocok untuk menemani wisata.
3. Pastikan kondisi badan kalian sehat karena suhu udara di Wonosobo lebih dingin dari pada di Kota Jakarta. Jadi pastikan kalian sudah mempersiapkan dengan matang, dan satu lagi jangan lupa berdo’a supaya diberi keselamatan selama diperjalanan hingga tempat tujuan.

Mungkin cukup sekian mengenai informasi bukit Seroja yang berada di Wonosobo, dan pesan dari saya “siapapun kalian jagalah lingkungan tempat anda kunjungi demi melestarikan wisata alam Indonesia”.
Berburu Indahnya Sunrise Di Puncak Gunung Bismo

Berburu Indahnya Sunrise Di Puncak Gunung Bismo

Gunung Bismo, gunung yang terletak di Provinsi Jawa Tengah ini dulunya bekas gunung api dengan kawah tua yang terpotong membuka ke arah tenggara, tapi sekarang sudah aman alias tidak aktif. Tepatnya letak gunung Bismo berada di perbatasan desa Campursari dengan desa Sikunang, kecamatan Kejajar, kabuaten Wonosobo, provinsi Jawa Tengah. Posisinya bisa kita bilang masih berada di pegunungan komlek Gunung Api Dieng. Gunung tersebut memiliki ketinggian 2.365 meter di atas permukaan air laut (MDPL).

puncak gunung bismo


Apabila melewati jalur desa Sikunang memang jalannya sudah tidak begitu menanjak karena ketinggiannya sudah sekitar 2260 Mdpl. Bagi kalian yang ingin mencoba mendaki gunung Bismo, telah terbuka jalur yang telah disediakan untuk umum yakni melalui dusun Silandak, kecamatan Mojotengah, Wonosobo. Melalui jalur ini jalan sudah enak dilalui karena memang kedepannya akan digunakan sebagai jalur resmi pendakian gunung Bismo, kabarnya setelah jalan utama menuju desa tersebut di aspal baru tempat basecamp dan fasilitas lain sebagainya akan segera disediakan.

Untuk mencapai puncak Bismo kita harus melewati 4 pos, dimana pos pertama kita akan melewati sumber air yang telah disediakan untuk para pendaki. Jadi para pendaki bisa mengisi cadangan air pada sember mata air tersebut yang asli dari gunung Bismo.

Kemudian pos 2 kita akan melihat pemandangan hutan pakis yang tertanam rapi dan indah, ini bagus buat mengambil foto terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke pos berikutnya. Karena sering di jaga dan dirawat oleh warga sekitar, tepat di bawah hutan pakis telah ditanam pohon kopi, yang mungkin nantinya untuk penghasilan warga dan yang terpenting yakni melestarikan kopi di dusun Silandak.

Dilanjutkan perjalanan dimana kita akan menemui pohon ilalang yang tingginya mencapai 2 meter lebih. Harus berhati-hari karena daunnya yang tajam akan membuat tangan atau bagian tubuh kita terluka apabila sampai menyenggol sisi daunnya. Nah untuk itu pastikan kalian membawa sarung tangan dan memakainya setalah sampai tempat ini supaya aman dari daun ilalang tepatnya di pos 3.

Untuk lokasi selanjutnya hingga menuju ke pos 4 jalannya mulai nanjak, samping kanan kiri banyak pepohonan tua dan suhunya pun semakin dingin jangan lupa siap pakai jaket. Tetap hati-hati itu harus diutamakan apalagi yang belum pernah naik gunung jangan sampai mendahului ataupun tertinggal jauh dengan kelompok. Semakin ke atas jalan semakin sempit dan sisi kanan kiri jurang, memang kalau kita lihat dari bawah sudah kelihatan sangat jelas, gunung Bismo itu memanjang dan lancip.

Setelah melewati pos 4 kita akan disuguhkan sebuah puncak Bismo di depan mata yang indah dan menawan, rasanya sudah sangat dekat sekali tetapi perasaan tidak sampai-sampai karena disini kita sudah sangat lelah melewati beberapa pos dari bawah. Sampai puncak membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 jam, itu tergantung cuaca kalau cerah 3 jam bisa sudah sampai dan kalau kurang mendukung ya bisa 4-5 jam.

Bagi kalian yang ingin mencoba menaiki gunung Bismo melalui jalur dusun Silandak, disarankan jangan malam hari karena jalannya bisa dibilang ekstrim. Mending berangkat sore hari dan pastikan cuaca sedang dalam keadaan cerah. Khususnya buat yang baru pertama kalinya mau ke gunung Bismo, kalau sudah pernah dan tahu rutenya malam hari tidak menjadi masalah lagi.

 

Baca juga : Fakta Gunung Sumbing yang Harus Diketahui Para Pendaki

sunrise puncak gunung bismo

Yang terakhir, mungkin kalian bertanya-tanya bagaimana dengan Sunrise di Puncak Bismo?

Tidak usah diragukan lagi, sesuai yang telah saya katakan tadi pastikan cuaca tidak mendung maka sunrise di gunung Bismo sangat indah. Tidak sia-sia dengan perjalanan yang melelahkan, semua akan terbayar setelah kita melihat matahari terbit dan pemandangan disekitar melihat luasnya kota Wonosobo dari puncak gunung Bismo. Juga akan melihat pemandangan gunung lainnya seperti gunung Sindoro, gunung Sumbing serta gunung pakuwojo.

Kalau kita sampai di puncak masih cerah, jika kalian beruntung akan melihat hewan monyet misalnya berangkat siang dan sampai sana sore itu bisa saja menjumpai hewan tersebut. Sesampai di puncak Bismo tetap jaga etika karena disana terdapat makam Mbah Bismo dan jangan lupa untuk tidak membuang sampah sembarangan demi menjaga alam tetap lestari. Baik, saya rasa cukup sekian dan terima kasih.
Muncak Gunung Kembang Wonosobo via Blembem

Muncak Gunung Kembang Wonosobo via Blembem


Gunung Kembang atau yang sering dijuluki sebagai anakan gunung Sindoro berada di kabupaten Wonosobo. Walau gunung ini tidak sepopuler ayah dan bundanya yakni Sindoro dan Sumbing akan tetapi gunung ini masih sangat asri sekali dengan hutan yang rimbun. Gunung ini memiliki ketinggian 2340 dan yang menariknya adalah krtinggiannya setiap tahun katanya bertambah, hal ini diakibatkan karena perubahan penumpukan letupan gunung Sindoro.

Selain hutannya yang masih rimbun, Kembang juga terkenal akan banyaknya bunga anggrek. Adanya hewan babi hutan yang menjadi ciri khas, berbagai macam burung, dan hewan lainnya.
Pendakian ke gunung Kembang masih jarang dikarenakan transportasi yang lumayan sulit. Namun sekarang ini telah di buka BaseCam baru pada bulan April 2018 di desa Blembem kecamatan Kertek, letaknya pun cukup strategis karena dekat jalan raya.

Selain via Blembem kita juga bisa melalui jalur Desa Lengkong ataupun Desa Keseneng, Kecamatan Garung. Perjalanan kita kali ini melalui desa Blembem karena kebetulan ini merupakan pertama kalinya dan sekaligus pembukaan jalur baru. 

Saat kami mendaki bisa dibilang gunung kembang ini masih perawan karena belum terlalu terjamah oleh tangan-tangan manusia. Kita pun harus membawa tali rafia untuk menendai jalur dari bawah hingga puncak gunung Kembang yang dilakukan bersama-sama komunitas pendaki Wonosobo.

Jalan masih banyak semak-semak, pepohonan yang tinggi dan jalan yang masih rapat dengan rumput lihar sehingga harus bersama-sama agar tidak salah jalan. Apalagi gnung ini masih sangat kental dengan mistis, itu kami ketahui dari beberapa cerita warga sekitar dan seorang pendaki yang pernah ke Kembang. 

Pendakian Gunung Kembang bisa kita lalui dalam waktu kurang lebih 4 jam saja. Akan tetapi dianjurkan siang hari sebelum dzuhur, sehingga saat malam tiba sudah berada dipuncak. Pendakian malam hari sangat tidak diperbolehkan sudah peraturan dari Basecamp Blembem, selain akan bisa tersesat karena minimnya papan petunjuk, di Kembang masih banyak binatang buas berkeliaran seperti Babi hutan.

Sesampai di Puncak Gunung Kembang tempatnya tidak terlalu luas namun tempat mendirikan tenda lebih mudah kita dapatkan dari pada di gunung Bismo, ya kita bisa pasang setidaknya hingga 20 tenda lah. Pemandangan yang megah dan indah, tepat di depan mata terlihat jelas Gunung Sindoro yang berdiri tegak dan tinggi. Sedangkan kalau melihat di sebelah kanan yakni Gunung Sumbing  tampak menjulang dengan gagah.

 
Di puncak terdapat lobang besar yang bisa kita turuni dan melihat ada apa disana. Ternyata kawah mati yang  ditumbuhi rumput hijau dikenal dengan nama “Bimo Pengkok”. Disitu terdapat mata air kecil yang sangat jernih dan bisa kita manfaatkan untuk masak mie kalau persediaan air yang kita bawa sudah habis. Tetapi kalau musim kemarau biasanya akan kering jadi kalian perlu bawa bekal yang lebih banyak lagi.

Berdasarkan cerita penduduk sekitar, Gunung Kembang lebih banyak didaki oleh orang-orang yang ingin bersemedi. Untuk itu kalian jangan heran jika di sekitar kawah mati Bimo Pengkok terdapat sesaji  berupa bunga mawar merah dan putih, ingkung, dupa, buah-buahan yang diletakkan di atas batu maupun di rerumputan. Biasanya ritual tersebut dilakukan pada bulan Suro, biasanya dibulan itu juga rame para pendaki ke Kembang, kalian bisa ikut meramaikan.
Tips Mendaki Gunung Slamet Saat Musim Hujan, Pilihlah Jalur yang Tepat

Tips Mendaki Gunung Slamet Saat Musim Hujan, Pilihlah Jalur yang Tepat

Saat musim hujan pastinya kapasitas pendaki akan menurun dibandingkan dengan saat cuaca terang. Tidak hanya digunug terkenal seperti Prau, Slamet pun begitu. Memasuki musim hujan, jumlah pendaki Gunung Slamet via jalur Bambangan, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah selalu menurun drastis. Akan tetapi pasti ada saja dari luar kota yang mendaki.

Menurunnya jumlah pengunjung selalu dinformasikan oleh Basecam setempat. Misalnya kalau dituliskan dalam bentuk data, pada Bulan Oktober tidak ada 1.000 pendaki, sebelumnya (September) bisa mencapai 1.291 pendaki, bahkan pas Agustus sampai 4.312 pendaki, ini sudah menunjukkan perbedan yang sangat jelas seiring pergantian musim.

Saat musim hujan pastinya kebanyakan pendaki lebih memilih gunung dengan tinggi yang ideal seperti Bismo, gunung Kembang, atau ke sebuah bukit.

Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memang selalu menjadi destinasi bagi para pendaki baik domestik maupun mancanegara. Jalur Bambangan yang selalu ramai sebagi jalur favorit, berdasarkan data tercatat bisa mencapai 18.683 pendaki yang mendaftar melalui jalur Bambangan.

Saat musim hujan selalu diingatkan buat para pendaki Gunung Slamet yang berencana untuk melakukan perjalanan via Bambangan supaya mempersiapkan perbekalan terutama ponco dan tenda dengan lengkap.

puncak gunung slamet

Jalur Menuju Gunung Slamet via Bambangan

Berikut ini telah kami tulis jalur transportasi umum untuk bisa sampai menuju Basecamp Bambangan, Gunung Slamet, Purbalingga :

1. Buat pendaki yang menggunakan mode transportasi umum kereta dapat berhenti di Stasiun Purwokerto.

Sedangkan untuk pengguna bus dapat langsung turun di Terminal Purbalingga maupun Bobotsari.

2. Sesudah kita sampai di Stasiun Purwokerto atau Terminal Purwokerto, pendaki dapat menyewa angkutan umum dengan negosiasi tarif yang disesuaikan dengan jumlah rombongan. Jadi semakin banyak orang tarifnya juga lebih besar.

Kebanyakan angkutan trayek yang disewa berkisar antara Rp 300.000 sampai Rp 400.000 satu rombongan. Untuk perjalanannya dari Stasiun Purwokerto sampai Bambangan membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam.

3. Selain menyewa angkutan umum, pendaki juga bisa lebih dulu menggunakan bus Rp 10.000 sampai Terminal Purbalingga atau dengan Rp 15.000 untuk sampai di Terminal Bobotsari.

4. Dari Terminal Purbalingga, berikutnya pendaki dapat menyewa jasa angkutan non-trayek (plat hitam) untuk mencapai Basecamp Bambangan.

Kendaraan non taryek ini banyak ditemui baik dari terminal maupun dari Simpang Serayu, Mrebet dengan tarif  sekitar Rp 150.000 - Rp 250.000 per rombongan.

5. Setelah sampai di Basecamp Bambangan, pendaki akan dikenakan biaya antara lain: Simaksi pendakian Rp 15.000/hari, Perhutani Rp 5.000, Parkir sepeda motor Rp 10.000/pendakian, atau parkir mobil Rp 50.000/pendakian.

Nah demikian tips jalur pendakian ke gunung Slamet saat musim hujan melalui Bambangan sebagai jalur terfavorit para pendaki. Mengenai tarif kendaraan, biaya registrasi dan lain-lain sewaktu-waktu dapat berubah itu hanya perkiraan yang terpenting kalian sudah bisa membayangkan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan.
Pemandian Air Hangat Kali Serayu (Mojotengah - Wonosobo)

Pemandian Air Hangat Kali Serayu (Mojotengah - Wonosobo)

Di Wonosobo itu banyak tempat-tempat pemandian air hangat, dari yang sudah dikunjungi oleh banyak orang dari luar kota hingga yang dikungjungi oleh beberapa warga sekitar. Kali Anget merupakan salah satu tempat pemandian air hangat yang sudah cukup populer di wilayah Wonosobo dan sekitarnya. Selain air hangat disitu juga tersedia kolam renang yang luas dengan berbagai fasilitas lumayan lengkap karena selalu dijaga dan dirawat olah petugas.

Tapi bukan itu yang akan saya bahas kali ini, melainkan pemandian air hangat di Kali Serayu yang lokasinya tepat dipinggir Kali Serayu. Letak posisinya berada di perbatasan antara dusun Bondalem dan desa Kalibeber kecamatan Mojotengah, Wonosobo. Sehingga yang mengunjungi pemandian air hangat Kali Serayu warga sekitar dua desa tersebut karena letak jangkauannya sangat strategis.

Siapa saja boleh berendam dan mandi di air hangat tersebut karena tempatnya terbuka untuk umum, namun kebanyakan pengunjungnya adalah kaum laki-laki. Meski kadang ada wanita yang berendam di situ, biasanya adalah seorang pendatang dari luar kota yang kebetulan ada saudaranya di desa Kalibeber.

pemandian kali serayu

Tempat pemandian air hangat selalu rame khususnya waktu sore hari menjelang maghrib, biasanya warga sekitar pada berendam usai pulang bekerja supaya badan jadi hangat dan lelah cepat hilang. Selain warga sekitar, karena di Kalibeber terdapat Pondok Pesantren, jika hari minggu atau sekolah libur maka air hangat Kali Serayu akan dipenuhi para santri.

Selain digunakan hanya untuk sekedar berendam atau mandi, air hangat tersebut dipercaya bisa menyembuhkan orang yang mengalami penyakit gatal pada kulitnya. Terutama anak-anak pesantren kadang ada yang gatal-gatal maka biasanya akan rutin berendam supaya kumannya mati dan gatal cepat sembuh. Terjadinya air hangat ini berasal dari Tuk (sumber mata air) yang mengalir di atas lahar di dalam tanah.

Wangan tandu kali serayu


Kalau kita menuju ke tempat pemandian air hangat kita akan melewati aliran sungai dari Kali Serayu yang berada di atas pemandian. Aliran sungai atau irigasi ini bernama wangan Tandu yang memiliki sejarah sebagai peninggalan jaman penjajahan Belanda. Memang yang buat adalah orang Indonesia, tapi atas perintah kolonial Belanda pada waktu itu. 

 

Besi sebagai pengatur air yang masih masih kokoh hingga sekarang karena terus dirawat maupun di cat ulang supaya tidak berkarat. Irigasi ini bertujuan untuk mengaliri lahan yang tadinya hanya bisa ditanami singkong bisa di sawah untuk ditanami padi sebagai bahan makanan pokok. Walaupun dulu perjuangannya sangat berat namun sekarang hasilnya bisa dinikmati oleh para anak dan cucu para pejuang. Air Kali Serayu dikenal bagus untuk mengairi sawah tanaman padi biasanya lebih subur dari pada aliran sungai yang lainnya.

Dari tadi kita membahas nama Kali Serayu yang ada di Wonosobo, tapi mungkin dari kalian ada yang belum tahu asal usul atau legenda dari nama Kali Serayu. Bahwa sumber mata airnya berasal dari pegunungan Dieng disuatu tempat yang bernama Tuk Bima Lukar, untuk lebih jelasnya silahkan kalian simak ceritanya di bawah ini,

Di sebuah daerah dataran tinggi Dieng terdapatlah sumber mata air bernama Tuk Bima Lukar yang mungkin dari kalian sudah ada yang tahu, karena ini merepakan salah satu objek wisata di Dieng. Berdasarkan cerita atau legenda dari masyarakat sekitar, Tuk Bima Lukar ini mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu dipercaya bagi siapa saja yang membasuh muka atau mandi dengan air di tuk tersebut akan menjadi orang tersebut awet muda.

Cerita Asal Usul Kali Serayu
Sedangkan asal mula cerita Tuk tersebut berawal pada suatu ketika sang Pandawa sedang pergi ke Dieng untuk membangun sebuah Candi sebagai tempat pemujaan. Di tengah perjalanan salah satu orang Pandawa yang bernama Bima merasa ingin buang air kecil (kencing), sehingga memutuskan berhenti untuk kencing. Anehnya, air kencing itu kemudian menjadi sebuah sumber mata air yang berupa Sendang, airnya tersebut sangatlah bersih dan jernih.

Pada suatu hari, Dewi Drupadi ingin mandi di sendang tersebut, maka berangkatlah Drupadi ke sendang tersebut itu, Ia segera melepas pakaian untuk mandi. Bima yang masih berada disekitar tuk, terkejut melihat kecantikan seseorang perempuan yang bernama Dewi Drupadi dalam kondisi telanjang bulat, mendadak ia merasa ingin kencing. Maka dengan membelakangi Dewi Drupadi ia kencing dan Dewi Drupadi tahu perbuatan Bima tersebut, kemudian bertanya: "Hai Kanda, mengapa Kanda membalikan badanmu?"

Sambil kencing Bima menjawab maaf, setelah saya melihat dinda melepas pakaian, saya terpesona, ternyata adinda adalah seorang putri yang cantik jelita tiada tara, yang dalam bahasa jawa nya Bima mengatakan bahwa “Siro Ayu” (kamu cantik), Dewi Drupadi tersipu malu mendengar sanjungan Bima tersebut. Dan akibatnya air kencing Bima tersebut menjadi tumpah. Dan terjadilah Sungai Serayu, yang diambil dari kata siro ayu, sedangkan sendang tersebut bernama tuk Bima lukar. Hingga kini Sungai Serayu Mengalir dari Wonosobo dan bermuara di laut Cilacap.
 ~selesai~